Kebakaran Food Court Fatmawati Karyawan Syok, Warung Hangus

Jakarta, news.detik.com – Kebakaran hebat melanda deretan pusat jajanan atau food court di Jalan RS Fatmawati Raya, Cilandak, Jakarta Selatan, Senin pagi (8/9/2025). Api yang muncul secara tiba-tiba ini membuat sejumlah pedagang kehilangan lapaknya, termasuk warung rawon dan soto milik Felisita Sumarni (35), karyawan yang baru bekerja sekitar dua bulan di lokasi.

Peristiwa ini memicu kepanikan dan rasa syok bagi para pedagang. Beberapa di antaranya bahkan belum sempat membuka lapaknya ketika api sudah melahap seluruh area.

Kronologi Kejadian

Foto: Felisita Sumarni (35), karyawan warung wonto atau penjual rawon dan soto di Jalan Fatmawati (Taufiq/detikcom).

Menurut keterangan saksi dan pedagang di lokasi, kebakaran terjadi pada pagi hari, sekitar pukul 08.30 WIB. Felisita menceritakan bahwa ia dan rekan kerjanya sudah bersiap untuk membuka warung, karena jam operasional biasanya dimulai pukul 10.00 WIB.

“Iya, kita udah siap tadi. Kirain jam 10.00 kita mau ke sini, mau buka, karena kan setiap hari jam 10.00 buka ya,” kata Felisita saat ditemui di lokasi.

Api dengan cepat menyebar ke deretan warung lain, memicu kepanikan di antara pedagang dan pengunjung. Tim pemadam kebakaran (Damkar) Jakarta Selatan segera dikerahkan untuk memadamkan api. Proses pemadaman berlangsung beberapa jam karena luasnya area yang terbakar dan padatnya deretan lapak yang sebagian besar berbahan kayu dan plastik mudah terbakar.

Reaksi Para Karyawan dan Pedagang

Bagi Felisita dan pedagang lain, kebakaran ini menjadi pengalaman yang sangat traumatis. Banyak yang datang ke lokasi dengan harapan membuka lapak seperti biasa, tapi mendapati warungnya sudah rata dengan tanah.

Selain kehilangan aset dan modal kerja, banyak pedagang juga harus menelan kekecewaan karena pelanggan tetap sudah menunggu di hari-hari sibuk. Beberapa pedagang bahkan mengaku belum sempat menyiapkan stok bahan baku karena api datang begitu cepat.

“Syok banget rasanya. Baru beberapa bulan kerja di sini, terus lihat semua hangus,” ujar salah satu pedagang lain yang enggan disebutkan namanya.

Dampak Ekonomi bagi Pedagang

Kebakaran food court tidak hanya menimbulkan kerugian fisik, tetapi juga berdampak signifikan secara ekonomi. Kerugian ini meliputi:

  • Modal awal hangus: peralatan masak, meja, kursi, dan stok bahan makanan ikut terbakar.

  • Pendapatan hilang: pedagang tidak bisa berjualan setidaknya beberapa hari atau minggu ke depan.

  • Kerugian jangka panjang: pelanggan mungkin berpindah ke lokasi lain sementara waktu.

Berdasarkan estimasi sederhana, kerugian rata-rata per warung bisa mencapai puluhan juta rupiah, tergantung luas warung dan jenis makanan yang dijual.

Jenis Warung Estimasi Kerugian (Rp) Catatan
Warung Soto/Rawon 25–40 juta Peralatan masak, stok bahan baku
Warung Minuman 10–20 juta Mesin blender, stok minuman
Warung Makanan Ringan 5–15 juta Meja, kursi, stok camilan

Penyebab dan Investigasi

Sejumlah petugas pemadam kebakaran melakukan pendinginan di lokasi kebakaran yang melanda pusat jajanan (food court) di daerah Fatmawati, Jakarta Selatan, Senin (8/9/2025).

Hingga kini, pihak kepolisian dan Damkar Jakarta Selatan masih melakukan penyelidikan terkait penyebab kebakaran. Beberapa dugaan awal yang muncul meliputi:

  • Korsleting listrik akibat instalasi yang tidak rapi.

  • Kebocoran gas elpiji yang digunakan untuk memasak.

  • Faktor kelalaian manusia, seperti meninggalkan kompor menyala atau peralatan listrik aktif.

Tim pemadam kebakaran terus bekerja untuk memastikan area benar-benar aman dan tidak ada titik api tersisa.

Peran Pemerintah dan Penanganan Darurat

Pemerintah setempat, melalui Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Sudin Damkar) Jakarta Selatan, langsung menurunkan tim dan peralatan lengkap. Selain memadamkan api, mereka juga membantu mengevakuasi pedagang dan memastikan jalur lalu lintas tidak terganggu.

Selain itu, beberapa organisasi lokal dan komunitas pedagang telah menyiapkan bantuan sementara berupa sembako dan kebutuhan pokok bagi para pedagang yang terdampak.

Analisis Risiko Kebakaran di Food Court Padat

Kasus ini menyoroti risiko tinggi kebakaran di kawasan kuliner padat Jakarta. Beberapa faktor risiko yang umum terjadi:

  1. Kepadatan warung: jarak antar lapak yang terlalu dekat meningkatkan penyebaran api.

  2. Bahan mudah terbakar: penggunaan kayu, plastik, dan kain membuat api cepat merambat.

  3. Penggunaan gas elpiji dan listrik: instalasi yang kurang aman bisa memicu korsleting.

  4. Kurangnya sistem deteksi dini: alarm kebakaran dan sprinkler masih minim di beberapa lokasi.

Pencegahan jangka panjang bisa dilakukan dengan:

  • Menata jarak antar lapak minimal 1–2 meter.

  • Memasang alat pemadam api ringan (APAR) di setiap warung.

  • Melakukan inspeksi rutin instalasi listrik dan gas.

  • Pelatihan pedagang tentang prosedur evakuasi dan pemadaman awal.

Dampak Sosial dan Emosional

Selain kerugian materiil, kebakaran juga menimbulkan dampak psikologis bagi pedagang dan karyawan. Trauma, rasa kehilangan, dan stres ekonomi bisa menurunkan produktivitas dan semangat kerja.

Pemerintah dan komunitas bisa membantu dengan:

  • Konseling psikologis untuk pedagang.

  • Dukungan modal atau program bantuan sementara agar mereka bisa kembali berjualan.

  • Sosialisasi risiko kebakaran dan tindakan pencegahan.

Perspektif Investasi dan Bisnis Kuliner

Bagi investor dan pelaku usaha, kejadian ini menjadi pengingat bahwa usaha kuliner padat kota besar memiliki risiko tinggi. Penting bagi pemilik usaha:

  • Asuransikan aset dan stok bahan baku.

  • Terapkan protokol keamanan kebakaran.

  • Pertimbangkan lokasi dan tata letak yang aman.

Kejadian di Fatmawati menjadi pelajaran penting bagi pengelola food court lainnya di Jakarta maupun kota besar lainnya.

Kesimpulan

cdns.klimg.com

Kebakaran food court di Jalan RS Fatmawati Raya menjadi tragedi bagi pedagang dan karyawan. Bukan hanya kehilangan fisik dan modal, tetapi juga dampak emosional yang signifikan.

Meskipun penyebab kebakaran masih diselidiki, kasus ini menyoroti pentingnya kesiapsiagaan dan prosedur keamanan di kawasan kuliner padat. Pemerintah, komunitas, dan pedagang perlu bekerja sama agar risiko kebakaran bisa diminimalkan, dan para pedagang bisa kembali bangkit dengan aman.

Intinya, kejadian ini bukan hanya masalah satu lokasi, tetapi peringatan bagi seluruh industri kuliner kota besar untuk lebih serius dalam menangani risiko kebakaran.

FAQ

1. Apa penyebab kebakaran food court Fatmawati?
Hingga saat ini masih diselidiki, dugaan awal meliputi korsleting listrik, kebocoran gas, atau kelalaian manusia.

2. Berapa kerugian rata-rata per warung?
Diperkirakan antara 5–40 juta rupiah, tergantung ukuran warung dan jenis makanan/minuman.

3. Apakah ada korban jiwa?
Belum ada laporan korban jiwa, tetapi beberapa pedagang mengalami trauma dan kerugian materiil.

4. Bagaimana pemerintah menanggapi kejadian ini?
Damkar Jakarta Selatan segera memadamkan api, mengevakuasi pedagang, dan memastikan area aman. Bantuan sembako juga disalurkan untuk pedagang terdampak.

5. Bagaimana cara mencegah kebakaran di food court?

  • Jaga jarak antar warung minimal 1–2 meter.

  • Pasang APAR dan sistem deteksi dini.

  • Inspeksi rutin instalasi listrik dan gas.

  • Latihan evakuasi dan prosedur darurat bagi pedagang.

Similar Posts