Rupiah Melemah di Awal Pekan Sentimen Pergantian Menteri Keuangan Jadi Sorotan

metro.tv – Nilai tukar rupiah kembali jadi bahan perbincangan hangat di awal pekan September 2025. Bukan hanya karena pergerakannya yang cukup signifikan, tapi juga karena faktor politik-ekonomi yang menyertainya: pergantian kursi Menteri Keuangan dari Sri Mulyani Indrawati ke Purbaya Yudhi Sadewa.

Kabar ini langsung membuat pasar bergerak hati-hati. Banyak analis menyebut pelemahan rupiah pada perdagangan Selasa (9/9/2025) lebih dipengaruhi sentimen psikologis ketimbang faktor fundamental. Namun, apa sih sebenarnya yang terjadi? Mari kita kulik lebih dalam.

Pergerakan Rupiah di Pagi Hari

Berdasarkan data Bloomberg, hingga pukul 09.27 WIB rupiah diperdagangkan di level Rp16.493 per USD. Angka ini menunjukkan pelemahan 183,5 poin atau 1,17% dibanding posisi penutupan sebelumnya di Rp16.309,5 per USD.

Data Yahoo Finance sedikit berbeda, mencatat rupiah di level Rp16.435 per USD pada waktu yang sama. Meski ada selisih, keduanya sepakat bahwa rupiah sedang berada dalam tekanan.

Tekanan ini muncul tepat setelah berita pergantian Menkeu dirilis, menunjukkan betapa sensitifnya pasar terhadap perubahan kebijakan atau figur kunci ekonomi.

Kenapa Pasar Reaktif?

 

media.kompas.tv

Pertanyaan besar kenapa sih pergantian Menkeu bisa langsung bikin rupiah goyah? Jawabannya simpel: kepercayaan.

Sri Mulyani bukan hanya dikenal di dalam negeri, tapi juga dihormati secara global. Track record-nya dalam menjaga disiplin fiskal, mengelola utang, dan memperbaiki transparansi anggaran membuat banyak investor merasa aman menaruh dana di Indonesia.

Begitu ada pergantian, wajar kalau pasar langsung bertanya-tanya:

  • Apakah kebijakan fiskal masih konsisten?

  • Apakah defisit akan terkendali?

  • Bagaimana arah kebijakan pajak dan belanja negara ke depan?

Ketidakpastian inilah yang bikin rupiah langsung “panas dingin”.

Siapa Purbaya Yudhi Sadewa?

Buat yang belum familiar, Purbaya Yudhi Sadewa sebelumnya dikenal sebagai akademisi dan ekonom yang juga pernah menjabat di lembaga pemerintahan. Ia punya latar belakang di bidang ekonomi makro dan pernah berkecimpung di Badan Kebijakan Fiskal serta OJK.

Secara kapasitas, jelas bukan orang baru. Namun, karena pasar terbiasa dengan gaya kepemimpinan Sri Mulyani yang tegas dan berpengaruh kuat, Purbaya otomatis mendapat beban ekspektasi tinggi. Investor ingin lihat apakah ia bisa menjaga kontinuitas kebijakan dan tetap memberi kepastian.

Analisis dari Para Analis

Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi menilai pelemahan rupiah saat ini bersifat sementara. Menurutnya, rupiah cenderung fluktuatif tapi masih punya peluang menguat di penutupan perdagangan hari ini.

“Untuk perdagangan hari ini, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp16.250 – Rp16.310 per USD,” jelas Ibrahim.

Artinya, pasar memang sempat kaget, tapi kemungkinan besar akan menenangkan diri setelah melihat situasi lebih jelas.

Faktor Global yang Ikut Bermain

Selain faktor pergantian Menkeu, jangan lupa bahwa rupiah juga dipengaruhi kondisi global. Beberapa faktor yang masih jadi beban rupiah antara lain:

  • Penguatan dolar AS karena data tenaga kerja yang solid.

  • Harga minyak dunia yang naik, bikin tekanan inflasi meningkat.

  • Kebijakan suku bunga The Fed yang masih menahan di level tinggi.

Jadi, pelemahan rupiah hari ini bukan murni karena faktor domestik, tapi kombinasi dengan dinamika global.

Proyeksi Jangka Pendek

Di jangka pendek, rupiah mungkin masih akan bergerak fluktuatif. Pasar butuh waktu untuk menilai langkah-langkah awal yang akan diambil Menkeu baru.

Jika Purbaya mampu memberikan sinyal jelas soal komitmen disiplin fiskal, transparansi, dan keberlanjutan reformasi, rupiah berpotensi stabil kembali.

Namun jika muncul kebijakan yang dianggap kontraproduktif oleh pasar, bisa saja volatilitas rupiah berlanjut.

Proyeksi Jangka Menengah

Dalam jangka menengah, arah rupiah akan dipengaruhi oleh:

  1. Kebijakan fiskal APBN 2026 – apakah defisit tetap terjaga di bawah 3% PDB?

  2. Strategi pembiayaan utang – apakah masih prudent dan terkendali?

  3. Langkah menjaga investasi asing – apakah pemerintah bisa memberi jaminan iklim usaha tetap kondusif?

Jika tiga poin ini bisa dijawab dengan baik, investor kemungkinan akan kembali percaya dan rupiah berpeluang menguat.

Reaksi Pasar Modal dan Obligasi

Selain rupiah, pergantian Menkeu juga berdampak ke pasar modal dan obligasi. Beberapa laporan menunjukkan:

  • IHSG sempat terkoreksi tipis di awal perdagangan, seiring aksi wait and see investor.

  • Yield obligasi pemerintah bergerak naik, tanda investor meminta premi risiko lebih tinggi.

Namun, seperti halnya rupiah, banyak analis yakin bahwa koreksi ini sifatnya jangka pendek.

Apa yang Bisa Dilakukan Pemerintah?

Untuk meredam gejolak, pemerintah perlu melakukan langkah-langkah berikut:

  • Memberikan pernyataan resmi yang menegaskan komitmen kebijakan fiskal.

  • Menunjukkan timeline kebijakan jangka pendek yang jelas.

  • Menjaga komunikasi intensif dengan investor dalam dan luar negeri.

Dengan komunikasi yang baik, pasar bisa lebih tenang dan tidak mudah panik.

Apa Dampaknya ke Masyarakat?

Buat masyarakat biasa, pelemahan rupiah biasanya terasa lewat:

  • Harga impor naik (misalnya barang elektronik atau komoditas impor).

  • BBM dan energi berpotensi lebih mahal jika rupiah melemah berkepanjangan.

  • Inflasi naik karena biaya produksi bertambah.

Namun kalau pelemahan ini hanya sesaat, dampaknya mungkin tidak akan terlalu terasa.

Kesimpulan

Pelemahan rupiah di awal pekan ini jelas dipicu oleh sentimen negatif pergantian Menteri Keuangan. Pasar kehilangan figur yang sudah sangat dipercaya (Sri Mulyani) dan kini menunggu bukti dari pengganti beliau, Purbaya Yudhi Sadewa.

Meski begitu, analis menilai pelemahan rupiah hanya bersifat sementara. Dengan komunikasi yang jelas, kebijakan fiskal yang konsisten, serta kondisi global yang lebih bersahabat, rupiah punya peluang besar untuk kembali stabil.

Intinya, pasar lagi “uji coba chemistry” dengan Menkeu baru. Kalau klik, rupiah bisa balik ke jalur aman. Kalau tidak? Ya siap-siap roller coaster lagi.

FAQ

1. Kenapa rupiah melemah setelah pergantian Menkeu?
Karena pasar kehilangan figur yang sudah dipercaya lama (Sri Mulyani), sehingga muncul ketidakpastian.

2. Apakah pelemahan ini akan berlangsung lama?
Belum tentu. Banyak analis percaya pelemahan hanya bersifat sementara.

3. Bagaimana dampak pelemahan rupiah ke masyarakat?
Bisa bikin harga barang impor naik dan inflasi meningkat kalau berlangsung lama.

4. Apa yang bisa dilakukan Menkeu baru untuk meredam pasar?
Memberi sinyal jelas soal kebijakan fiskal, menjaga komunikasi, dan menunjukkan komitmen keberlanjutan.

5. Apa faktor global yang memengaruhi rupiah selain pergantian Menkeu?
Kebijakan suku bunga The Fed, harga minyak, dan pergerakan dolar AS.

Similar Posts