Supermoon Oktober 2025 Bulan Raksasa Terang Benderang Menyapa Langit Indonesia
Bayangin malam yang tenang, langit bersih, dan di atas sana ada Bulan yang kelihatan lebih besar, lebih terang, dan lebih megah dari biasanya. Nah, itu bukan halusinasi atau efek filter kamera, tapi fenomena yang disebut Supermoon.
Di bulan Oktober 2025 ini, fenomena itu resmi menyapa lagi. Menurut laporan BMKG, Supermoon terjadi pada Selasa, 7 Oktober 2025, tepat pukul 10:47 WIB. Saat itu, Bulan sedang berada di titik terdekatnya dengan Bumi, berjarak sekitar 361.458 kilometer.
Kalau biasanya Bulan tampak kecil dan agak pucat, kali ini ia tampil beda sedikit lebih besar dan jauh lebih terang. Buat yang senang mantengin langit malam atau suka ambil foto purnama, ini momen yang sayang banget buat dilewatkan.
Apa Sebenarnya Supermoon Itu

Biar nggak salah paham, Supermoon bukan berarti Bulan jadi lebih besar beneran secara fisik. Ukurannya ya tetap sama, cuma jarak antara Bulan dan Bumi yang berubah.
Orbit Bulan itu bentuknya elips, bukan lingkaran sempurna. Jadi kadang Bulan lebih dekat ke Bumi (disebut perigee) dan kadang lebih jauh (apogee). Nah, Supermoon terjadi kalau fase purnama bertepatan dengan perigee.
Efeknya? Bulan terlihat 14 persen lebih besar dan 30 persen lebih terang daripada purnama biasa. Kalau diperhatikan dengan mata telanjang, bentuk dan cahaya Bulan terasa lebih dominan di langit, seakan “lebih dekat” ke Bumi.
Fenomena ini bukan kejadian langka banget, tapi juga bukan tiap bulan muncul. Biasanya, Supermoon bisa terjadi 3 hingga 4 kali setahun, tergantung bagaimana sinkronisasi orbit Bulan dan fase purnama.
Penjelasan Ilmiah dari BRIN
Menurut Thomas Djamaluddin, Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Antariksa BRIN, Supermoon bukan cuma sekadar tontonan indah di langit malam. Fenomena ini juga punya efek nyata di Bumi, terutama pada pasang air laut.
Ketika Bulan berada di posisi terdekatnya dengan Bumi, gaya gravitasi yang ditariknya ke arah laut jadi lebih kuat. Akibatnya, air laut mengalami pasang maksimum, alias naik sedikit lebih tinggi dari biasanya.
Kata Thomas, gabungan efek gravitasi Bulan dan Matahari inilah yang bikin air laut bisa lebih pasang daripada purnama normal. Tapi tenang, efeknya nggak sampai ekstrem. Hanya beberapa sentimeter hingga puluhan sentimeter lebih tinggi dari rata-rata, tergantung wilayah pesisirnya.
Bagi masyarakat pesisir, fenomena ini cukup penting untuk diperhatikan, terutama bagi nelayan atau pengelola pelabuhan. Tapi buat warga kota, efeknya cuma sebatas pemandangan indah di langit sama sekali nggak berbahaya.
Bisa Disaksikan di Seluruh Indonesia
Nah, ini bagian paling seru. Supermoon Oktober 2025 bisa disaksikan dari seluruh wilayah Indonesia, tanpa terkecuali. Dari Sabang sampai Merauke, semua kebagian jatah langit terang malam ini.
Walau fase puncaknya jatuh pada siang hari pukul 10:47 WIB (jadi nggak kelihatan karena matahari masih nongol), waktu terbaik buat menikmati Supermoon justru malam sebelumnya (6 Oktober) atau malam sesudahnya (7 Oktober malam).
Selama langit cerah dan minim polusi cahaya, Bulan akan tampak besar dan bersinar kuat. Bahkan di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, atau Medan pun, Bulan purnama kali ini bakal terlihat lebih terang dari biasanya.
Kalau mau hasil maksimal, coba cari spot dengan horizon terbuka, seperti pantai, bukit, atau lapangan luas. Bulan yang baru naik dari ufuk timur biasanya tampak paling dramatis karena efek optik atmosfer bikin warnanya kekuningan.
Bukan Supermoon Terakhir Tahun Ini
Kalau kamu kelewat nonton Supermoon Oktober ini, tenang saja. Menurut data BMKG, fenomena ini bukan yang terakhir di tahun 2025. Masih ada dua kali lagi Supermoon yang bakal muncul sebelum tahun ini berakhir.
Biasanya, Supermoon berikutnya bakal terjadi di bulan November dan Desember, tapi dengan intensitas cahaya yang sedikit berbeda. Setiap kemunculannya tetap menarik untuk diamati, karena kombinasi posisi orbit Bulan dan fase purnama selalu menghasilkan tampilan unik.
Jadi buat kamu yang belum sempat memotret atau cuma bisa lihat dari sela gedung, jangan sedih. Masih ada dua kesempatan lagi buat menikmati Bulan besar yang sama.
Fakta Unik Tentang Supermoon
Biar makin paham dan nggak cuma sekadar takjub, yuk bahas beberapa fakta menarik tentang fenomena ini.
| Fakta | Penjelasan Singkat |
|---|---|
| Nama ilmiahnya | Perigee-syzygy of the Earth-Moon-Sun system |
| Frekuensi kemunculan | Sekitar 3–4 kali per tahun |
| Perbedaan ukuran dengan purnama biasa | Sekitar 14 persen lebih besar |
| Perbedaan kecerahan | Sekitar 30 persen lebih terang |
| Dampak di Bumi | Pasang air laut sedikit lebih tinggi |
| Waktu terbaik melihat | Setelah matahari terbenam sampai tengah malam |
Selain itu, Supermoon juga sering dianggap sebagai simbol spiritual di beberapa budaya. Ada yang percaya Bulan purnama membawa energi positif, momen refleksi diri, atau waktu terbaik untuk memulai hal baru. Meskipun itu lebih ke sisi budaya dan kepercayaan, tetap menarik bagaimana satu fenomena alam bisa punya banyak makna bagi manusia.
Tips Menyaksikan dan Memotret Supermoon
Biar pengalaman melihat Supermoon lebih berkesan, ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan.
-
Cari tempat minim cahaya buatan. Kalau tinggal di kota, usahakan menjauh dari lampu jalan atau area dengan gedung tinggi. Tempat seperti pantai, taman kota, atau rooftop bisa jadi pilihan.
-
Gunakan tripod. Baik pakai kamera DSLR atau ponsel, tripod membantu menjaga stabilitas gambar biar nggak blur.
-
Atur pengaturan kamera secara manual. Turunkan ISO dan exposure karena cahaya Bulan sangat terang.
-
Gunakan zoom optik. Jangan zoom digital karena hasilnya bakal pecah.
-
Tambahkan objek latar depan. Pohon, menara, atau siluet orang bisa membuat foto lebih dramatis dan punya kedalaman.
Kalau cuma mau menikmati dengan mata telanjang pun nggak masalah. Justru sering kali, tanpa kamera, kita bisa lebih menikmati keindahan alami dari cahaya Bulan itu sendiri.
Efek Supermoon pada Alam dan Manusia

Selain pasang laut yang sedikit lebih tinggi, Supermoon juga sering dikaitkan dengan berbagai pengaruh lain, meski tidak semua terbukti secara ilmiah. Misalnya, beberapa penelitian lama mencoba mencari hubungan antara fase Bulan dan pola tidur manusia.
Ada hasil yang menyebut orang cenderung tidur sedikit lebih larut atau lebih ringan saat Bulan purnama, karena cahaya malam yang lebih terang. Tapi penelitian modern belum menemukan bukti kuat bahwa Supermoon benar-benar memengaruhi kondisi psikologis manusia secara signifikan.
Namun, satu hal yang jelas, cahaya Bulan yang terang dapat memengaruhi perilaku hewan malam. Beberapa jenis serangga, burung, dan ikan diketahui mengubah pola aktivitasnya saat purnama karena cahaya yang lebih kuat di malam hari.
Jadi, walau efeknya kecil dan tidak berbahaya, Supermoon tetap punya dampak nyata pada ekosistem Bumi.
Mengapa Kita Selalu Takjub pada Supermoon

Ada alasan sederhana kenapa setiap kali Supermoon datang, orang-orang selalu antusias. Fenomena ini menyentuh sisi emosional manusia. Melihat benda langit begitu besar dan terang di atas kepala sering kali membuat kita merasa kecil tapi sekaligus kagum.
Dalam kesibukan sehari-hari, Supermoon seperti pengingat bahwa ada hal besar di luar sana yang terus bergerak tanpa kita sadari. Alam bekerja dengan ritme yang konsisten, sementara kita sibuk mengejar waktu di bawahnya.
Fenomena ini juga jadi momen langka untuk menyatukan orang. Banyak keluarga atau pasangan sengaja keluar rumah hanya untuk melihat Bulan bersama. Ada yang duduk di teras, ada yang di pantai, ada yang cuma menatap langit sambil berbincang ringan. Sederhana, tapi berkesan.
Kesimpulan

Fenomena Supermoon Oktober 2025 menjadi salah satu momen langit paling indah tahun ini. Dengan jarak hanya sekitar 361.458 kilometer dari Bumi, Bulan tampak lebih besar dan terang dari biasanya.
Menurut BMKG dan BRIN, fenomena ini juga sedikit meningkatkan pasang air laut, namun dalam batas yang wajar. Masyarakat di seluruh Indonesia bisa menikmati keindahan Supermoon malam ini tanpa perlu alat bantu khusus.
Supermoon bukan sekadar tontonan astronomi, tapi juga simbol harmoni antara sains dan keindahan. Fenomena ini mengingatkan kita bahwa di balik perhitungan ilmiah yang presisi, ada sisi estetika alam yang tak pernah gagal memukau manusia.
Dan ketika langit malam tiba, coba luangkan waktu sejenak untuk melihat ke atas. Mungkin kita tidak selalu punya waktu untuk pergi jauh mencari ketenangan, tapi cukup dengan memandangi Bulan purnama yang terang di langit, kita bisa merasakan sedikit kedamaian yang sama.
